Masih ingat dengan kejadian banyaknya mahasiswa Indonesia yang tidak pulang ke tanah air pada tahun 1960-an? Inilah salah satu fenomena Brain Drain di Indonesia yang sempat terjadi dan terulang di tahun 2023 lalu.
Buktinya adalah semakin banyak WNI yang pindah ke Singapura dan rata-rata dari mereka adalah orang produktif. Memahami Brain Drain secara lanjut, berikut ini pengertian, penyebab hingga contoh kasusnya yang pernah terjadi di seluruh dunia.
Apa Itu Fenomena Brain Drain
Brain Drain adalah sebuah fenomena di mana banyak sumber daya manusia (SDM) yang memilih pindah ke negara lain. Kebanyakan terjadi pada masyarakat kalangan cerdas dan pandai yang ingin menetap ke luar negeri.
Disebut juga sebagai human capital flight, fenomena Brain Drain bisa dilatarbelakangi banyak alasan. Mulai dari sosial budaya, politik hingga pilihan hidup masing-masing pribadi.
Kebanyakan fenomena ini berlangsung di negara berkembang, seperti Indonesia. Dampak negatif brain drain tentu saja adalah merugikan negara karena potensi aset SDM hilang satu per satu.
Bagi negara tujuan tempat tinggal, hal ini akan menguntungkan dan biasanya didominasi oleh negara-negara maju.
Penyebab yang Memicu Brain Drain
Fenomena Brain Drain bisa terjadi kapan saja yang dilatarbelakangi banyak alasan. Berikut inilah macam-macam penyebabnya:
1. Mendapat Fasilitas Tinggal dan Karir yang Layak
Faktor pertama yang sering menjadi penyebab adalah tawaran tempat tinggal yang lebih nyaman dengan karir layak. Masyarakat merasa mendapat penghargaan yang lebih tinggi atas kinerja mereka di negara lain.
Baik itu dari segi gaji, jenjang karir sampai fasilitas seperti rumah dan mobil telah disediakan. Karir mereka di luar negeri juga untuk menempati posisi penting dan juga jelas.
Berbeda dengan saat tinggal di negara sendiri, alasan sulitnya mencari kerja dan minimnya fasilitas menjadi faktor pemicu. Belum lagi dengan anggapan bahwa sudah banyak yang menempati posisi penting di tempat kerja, membuat masyarakat menjadi lebih pesimis.
2. Alasan Sosial dan Geografis
Beberapa etnis tertentu mungkin merasa kurang nyaman untuk tinggal di negara asal mereka karena adanya diskriminasi. Hal inilah yang membuat kelompok tertentu memutuskan untuk migrasi ke negara lain demi kenyamanan.
Begitu juga dengan alasan geografis yang menjadikan negara lain sebagai preferensi utama. Misalnya, di negara asal kondisi geografisnya kurang aman karena rentan gempa atau sulit mengakses layanan kesehatan dan lainnya.
3. Budaya Akademis yang Mendukung
Tidak sedikit juga yang mempertimbangkan budaya akademis untuk meninggalkan negara sendiri. Terutama untuk kaum pelajar yang ingin menuntut ilmu lebih tinggi dan mudah.
Ketika fasilitas akademis di negara asal dianggap kurang, contohnya biaya yang terlalu mahal atau lokasinya yang jauh maka orang memilih untuk pindah.
Contoh Kasus Brain Drain di Dunia
Ada cukup banyak kasus brain drain di dunia, khususnya di negara-negara berkembang, yaitu:
1. Brain Drain di India
India pernah mengalami Brain Drain di tahun 1960-an, di mana ilmuwan dan tenaga ahli muda berkualitas memilih bekerja di luar negeri. Para lulusan dari Indian Institute of Technology memilih bekerja di negara maju, seperti Amerika, Kanada dan juga Inggris.
2. Brain Drain di China
Meskipun saat ini sudah meraih predikat negara maju, China sempat mengalami fenomena Brain Drain pada tahun 2011. Pada waktu itu ada 1,06 juta mahasiswa yang kuliah di AS dan hanya kembali sekitar 275 ribu orang saja.
3. Brain Drain di Indonesia
Di tahun 2013-2023 terdapat 3.912 WNI yang merubah kewarganegaraannya menjadi warga negara Singapura. Rata-rata diantaranya merupakan mahasiswa Indonesia di usia 25-35 tahun.
Fenomena Brain Drain tentunya sangat mengkhawatirkan bagi negara berkembang. Jika tidak ada SDM yang pintar untuk membangun bangsa, maka siapa lagi?
Sayangnya meskipun mereka ingin kembali, jika tatanan negara belum diubah dan mampu menyediakan kehidupan yang layak, fenomena ini akan terus berlangsung. Pemerintah harus lebih siap untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan karir yang jelas.
Sebab, jika harus kembali artinya masyarakat harus memulai semuanya dari nol. Sedangkan di luar negeri kehidupan mereka sudah terjamin dan jauh lebih layak.
Referensi:
https://berita.upi.edu/brain-drain-indonesia/
https://www.kompas.com/tren/read/2023/07/14/191500665/mengenal-fenomena-brain-drain-yang-dikaitkan-dengan-perpindahan-wni-ke?page=all
https://www.kelaspintar.id/blog/inspirasi/apa-itu-brain-drain-19840
https://www.pajak.com/ekonomi/brain-drain-apa-itu-dampak-dan-perkembangannya-di-indonesia/
https://arsjadrasjid.com/fenomena-brain-drain/